1. Teater Boneka
Pertunjukan boneka telah
dilakukan sejak Zaman Kuno. Sisa peninggalannya ditemukan di makam-makam India
Kuno, Mesir, dan Yunani. Boneka sering dipakai untuk menceritakan legenda atau
kisah- kisah religius. Berbagai jenis boneka dimainkan dengan cara yang berbeda.
Boneka tangan dipakai di tangan sementara boneka tongkat digerakkan dengan
tongkat yang dipegang dari bawah. Marionette, atau boneka tali, digerakkan dengan cara menggerakkan kayu
silang tempat tali boneka diikatkan.
Dalam pertunjukan wayang kulit,
wayang dimainkan di belakang layar tipis dan sinar lampu menciptakan bayangan
wayang di layar. Penonton wanita duduk di depan layar, menonton bayangan
tersebut. Penonton pria duduk di belakang layar dan menonton wayang secara
langsung.
Boneka Bunraku dari Jepang mampu
melakukan banyak sekali gerakan sehingga diperlukan tiga dalang untuk
menggerakkannya. Dalang berpakaian hitam dan duduk persis di depan penonton.
Dalang utama mengendalikan kepala dan lengan kanan. Para pencerita bernyanyi
dan melantunkan kisahnya.
2. Drama Musikal
Merupakan pertunjukan teater
yang menggabungkan seni menyanyi, menari, dan akting. Drama musikal
mengedepankan unsur musik, nyanyi, dan gerak daripada dialog para pemainnya. Di
panggung Broadway jenis pertunjukan ini sangat terkenal dan biasa disebut
dengan pertunjukan kabaret. Kemampuan aktor tidak hanya pada penghayatan
karakter melalui baris kalimat yang diucapkan tetapi juga melalui lagu dan
gerak tari. Disebut drama musikal karena memang latar belakangnya adalah karya
musik yang bercerita seperti The Cats karya Andrew Lloyd Webber yang fenomenal.
Dari karya musik bercerita tersebut kemudian dikombinasi dengan gerak tari,
alunan lagu, dan tata pentas.
Pementasan drama musikal
Selain kabaret, opera dapat
digolongkan dalam drama musikal. Dalam opera dialog para tokoh dinyanyikan
dengan iringan musik orkestra dan lagu yang dinyanyikan disebut seriosa. Di
sinilah letak perbedaan dasar antara Kabaret dan opera. Dalam drama musikal
kabaret, jenis musik dan lagu bisa saja bebas tetapi dalam opera biasanya
adalah musik simponi (orkestra) dan seriosa. Tokoh-tokoh utama opera menyanyi
untuk menceritakan kisah dan perasaan mereka kepada penonton. Biasanya juga
berupa paduan suara. Opera bermula di Italia pada awal tahun 1600-an. Opera
dipentaskan di gedung opera. Di dalam gedung opera, para musisi duduk di area
yang disebut orchestra pit di bawah dan
di depan panggung.
3. Teater Gerak
Teater gerak merupakan
pertunjukan teater yang unsur utamanya adalah gerak dan ekspresi wajah serta
tubuh pemainnya. Penggunaan dialog sangat dibatasi atau bahkan dihilangkan
seperti dalam pertunjukan pantomim klasik. Teater gerak, tidak dapat diketahui
dengan pasti kelahirannya tetapi ekspresi bebas seniman teater terutama dalam
hal gerak menemui puncaknya dalam masa commedia del’Arte di Italia. Dalam masa
ini pemain teater dapat bebas bergerak sesuka hati (untuk karakter tertentu)
bahkan lepas dari karakter tokoh dasarnya untuk memancing perhatian penonton.
Dari kebebasan ekspresi gerak inilah gagasan mementaskan pertunjukan dengan
berbasis gerak secara mandiri muncul.
Pertunjukan teater gerak
Teater gerak yang paling populer
dan bertahan sampai saat ini adalah pantomim. Sebagai pertunjukan yang sunyi
(karena tidak menggunakan suara), pantomim mencoba mengungkapkan ekspresinya
melalui tingkah polah gerak dan mimik para pemainnya. Makna pesan sebuah lakon
yang hendak disampaikan semua ditampilkan dalam bentuk gerak. Tokoh pantomim
yang terkenal adalah Etienne Decroux dan Marcel Marceau, keduanya dari
Perancis.
4. Teater Dramatik
Istilah dramatik digunakan untuk
menyebut pertunjukan teater yang berdasar pada dramatika lakon yang
dipentaskan. Dalam teater dramatik, perubahan karakter secara psikologis sangat
diperhatikan dan situasi cerita serta latar belakang kejadian dibuat sedetil
mungkin. Rangkaian cerita dalam teater dramatik mengikuti alur plot dengan
ketat. Mencoba menarik minat dan rasa penonton terhadap situasi cerita yang disajikan.
Menonjolkan laku aksi pemain dan melengkapinya dengan sensasi sehingga penonton
tergugah.
Satu peristiwa berkaitan dengan
peristiwa lain hingga membentuk keseluruhan lakon. Karakter yang disajikan di
atas pentas adalah karakter manusia yang sudah jadi, dalam artian tidak ada
lagi proses perkembangan karakter tokoh secara improvisatoris (Richard Fredman,
Ian Reade: 1996). Dengan segala konvensi yang ada di dalamnya, teater dramatik
mencoba menyajikan cerita seperti halnya kejadian nyata.
Gaya pementasan teater dramatik
5. Teatrikalisasi Puisi
Pertunjukan teater yang dibuat
berdasarkan karya sastra puisi. Karya puisi yang biasanya hanya dibacakan
dicoba untuk diperankan di atas pentas. Karena bahan dasarnya adalah puisi maka
teatrikalisasi puisi lebih mengedepankan estetika puitik di atas pentas. Gaya
akting para pemain biasanya teatrikal. Tata panggung dan blocking dirancang
sedemikian rupa untuk menegaskan makna puisi yang dimaksud. Teatrikalisasi
puisi memberikan wilayah kreatif bagi sang seniman karena mencoba menerjemahkan
makna puisi ke dalam tampilan laku aksi dan tata artistik di atas pentas.
0 komentar "Jenis Teater", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar